Rabu, 17 Agustus 2011

kasus1

DEFINISI
Fungsi dari sistem kekebalan adalah sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing.
Mikroorganisme, sel-sel kanker dan jaringan atau organ yang dicangkokkan oleh sistem kekebalan dianggap sebagai benda asing yang harus dilawan oleh tubuh.

Sistem kekebalan merupakan suatu sistem yang rumit, tetapi strategi dasarnya sangat sederhana, yaitu mengenali musuh, mengerahkan kekuatan dan menyerang.
Dengan memahami anatomi dan komponen dari sistem kekebalan, akan memudahkan kita dalam memahami cara kerja dari sistem kekebalan.


ANATOMI

Sistem kekebalan memiliki sistem peredaran sendiri yaitu pembuluh getah bening, yang masuk ke setiap organ tubuh kecuali otak.
Pembuluh getah bening mengandung cairan kental (getah bening) yang terdiri dari cairan yang mengandung lemak dan sel-sel darah putih.

Selain pembuluh getah bening terdapat daerah khusus, yaitu kelenjar getah bening, amandel (tonsil, sumsum tulang, limpa, hati, paru-paru dan usus; dimana limfosit bisa diambil, diangkut dan disebarkan ke bagian yang memerlukannya sebagai bagian dari respon kekebalan.
Rancangan yang jenius dari sistem ini menjamin ketersediaan dan penyusunan respon kekebalan dengan segera, dimanapun diperlukan.
Kerja sistem ini bisa terlihat jika sebuah luka atau infeksi pada ujung jari menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di sikut; atau jika terjadi infeksi tenggorokan maka akan ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang. Pembengkakan kelenjar getah bening terjadi karena pembuluh getah bening mengeringkan infeksi dengan cara membawanya ke daerah terdekat dimana respon kekebalan bisa dilaksanakan.




KOMPONEN SISTEM KEKEBALAN

Sistem kekebalan terdiri dari sel-sel dan zat-zat yang bisa larut.
Sel-sel utama dari sistem kekebalan adalah sel-sel darah putih, yaitu makrofag, neutrofil dan limfosit.
Zat-zat yang bisa larut adalah molekul-molekul yang tidak terdapat di dalam sel tetapi larut dalam suatu cairan (misalnya plasma). Zat-zat terlarut yang utama adalah antibodi, protein komplemen dan sitokinesis. Beberapa zat terlarut bertindak sebagai pembawa pesan (messenger) untuk menarik dan mengaktifkan sel-sel lainnya.

Molekul kompleks histokompatibiliti mayor merupakan jantung dari sistem kekebalan dan membantu mengenali benda asing.

Makrofag

Makrofag adalah sel darah putih yang berukuran besar, yang mencerna mikroba, antigen dan zat-zat lainnya.
Antigen adalah setiap zat yang bisa merangsang suatu respon kekebalan; antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker dan racun.

Sitoplasma makrofag mengandung granula yang terdiri dari beberapa bahan kimia dan enzim yang terbungkus dalam suatu selaput.
Enzim dan bahan kimia ini memungkinkan makrofag mencerna dan menghancurkan mikroba yang tertelan olehnya.

Makrofag tidak ditemukan di dalam darah, tetapi terdapat di tempat-tempat strategis, dimana organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar.
Misalnya makrofag ditemukan di daerah dimana paru-paru menerima udara dari luar dan sel-sel hati berhubungan dengan pembuluh darah.

Neutrofil

Neutrofil adalah sel darah putih yang berukuran besar, yang mencerna mikroba dan antigen lainnya.
Neutrofil memiliki granula yang mengandung enzim untuk menghancurkan antigen yang ditelan olehnya.
Neutrofil ditemukan di dalam darah; untuk keluar dari darah dan masuk ke dalam jaringan, neutrofil memerlukan rangsangan khusus.

Makrofag dan neutrofil seringkali bekerja sama; makrofag memulai suatu respon kekebalan dan mengirimkan sinyal untuk menarik neutrofil bergabung dengannya di daerah yang mengalami gangguan.
Jika neutrofil telah tiba, mereka menghancurkan benda asing dengan cara mencernanya.
Penimbunan neutrofil serta pemusnahan dan pencernaan mikroba menyebabkan pembentukan nanah.

Limfosit

Limfosit merupakan sel utama pada sistem getah bening, memiliki ukuran yang relatif lebih kecil daripada makrofag dan neutrofil.
Neutrofil memiliki umur tidak lebih dari 7-10 hari, tetapi limfosit bisa hidup selama bertahun-tahun bahkan sampai berpuluh-puluh tahun.

Limfosit dibagi ke dalam 3 kelompok utama:
Limfosit B berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi
Limfosit T terbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus, dimana mereka mengalami pembelahan dan pematangan.
Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan mana benda asing dan mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan kekebalan.
Sel-sel pemusnah alami, memiliki ukuran yang agak lebih besar daripada limfosit T dan B, dinamai sel pemusnah karena sel-sel ini membunuh mikroba dan sel-sel kanker tertentu.
Istilah alami digunakan karena mereka siap membunuh sejumlah sel target segera setelah mereka terbentuk, tidak perlu melewati pematangan dan proses belajar seperti pada limfosit T dan limfosit B.
Sel pembunuh alami juga menghasilkan beberapa sitokinesis (zat-zat pembawa pesan yang mengatur sebagian fungsi limfosit T, limfosit B dan makrofag).
Antibodi

Jika dirangsang oleh suatu antigen, limfosit B akan mengalami pematangan menjadi sel-sel yang menghasilkan antibodi.
Antibodi merupakan protein yang bereaksi dengan antigen yang sebelumnya merangsang limfosit B. Antibodi juga disebut immunoglobulin.

Setiap molekul antibodi memiliki suatu bagian yang unik, yang terikat kepada suatu antigen khusus dan suatu bagian yang strukturnya menerangkan kelompok antibodi.
Terdapat 5 kelompok antibodi:
IgM adalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen.
Contohnya, jika seorang anak menerima vaksinasi tetanus I, maka 10-14 hari kemudian akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respon antibodi primer).
IgM banyak terdapat di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam organ maupun jaringan.
IgG merupakan jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya.
Contohnya, setelah mendapatkan suntikan tetanus II (booster), maka 5-7 hari kemudian seorang anak akan membentuk antibodi IgG. Respon antibodi sekunder ini lebih cepat dan lebih berlimpah dibandingkan dengan respon antibodi primer.
IgG ditemukan di dalam darah dan jaringan. IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dipindahkan melalui plasenta dari ibu ke janin di dalam kandungannya. IgG ibu melindungi janin dan bayi baru lahir sampai sistem kekebalan bayi bisa menghasilkan antibodi sendiri.
IgA adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadp masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung, mata, paru-paru dan usus.
IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran pencernaan, hidung, mata, paru-paru, ASI).
IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi segera).
IgE penting dalam melawan infeksi parasit (misalnya river blindness dan skistosomiasis), yang banyak ditemukan di negara berkembang.
IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah. Fungsinya belum sepenuhnya dimengerti.

II. DEFINISI AIDS
- Penyakit akibat menurunnya kekebalan sistem imun yang dikarenakan HIV.
- HIV (Human Immunodeficience Virus), AIDS (Aquired Immun Deficience Syndrom).
- Virus yang menyerang limfosit T (CD4+)
- Suatu penyakit retrovirus yang ditandai dengan immunosupresi berat yang meyebabkan terjadinya infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan kelainan neurologik.
- AIDS adalah stadium akhir dari serangkaian abnormalitas kekebalan dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi HIV. Spektrum ini dimulai ketika terjadi transmisi dan orang menjadi terinfeksi. Tidak semua orang yang terpapar menjadi terinfeksi. (Kathleen M.McMahon Casey, 1994)



II. Etiologi
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu retrovirus yang termasuk famili lentivirus. Jenis retrovirus memiliki kemampuan untuk menggunakan RNAnya dan DNA sel induk untuk membuat DNA virus baru dan terkenal pula karena masa inkubasi yang lama. Seperti retrovirus lain, HIV menginfeksi tubuh, memiliki masa inkubasi yang lama (masa laten klinis) dan pada akhirnya menimbulkan tanda dan gejala AIDS. HIV menyebakan kerusakan parah pada system imun dan menghancurkannya. Ini dilakukan dengan menggunakan DNA limfosit CD4+ untuk bereplikasi. Proses inilah yang menghancurkan limfosit CD4+.
- HIV terdapat didalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah, air mani atau cairan vagina.
- Sebelum HIV berubah menjadi AIDS, penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun.
- Walaupun tampak sehat, mereka dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak aman, tranfusi darah atau pemakaian jarun suntik secara bergantian.
(http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html ,15 september 2010)

III. Manklin
o Gejala utama / mayor :
a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan.
b. Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terus-menerus.
c. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan.
d. TBC
o Gejala minor :
a. Batuk kronis selama lebih dari 1 bulan.
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albicans.
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh.
d. Munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh tubuh.
( Buku Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV / AIDS 2007, Hal 47 )

IV. Klasifikasi
Klasifikasi klinis infeksi HIV pada orang dewasa menurut WHO :
Stadium Skala aktivitas gambaran klinis
I Asimptomatik, aktivitas normal.
a. Asimptomatik
b. Limfadenopati generalisata.
II Simptomatik, aktivitas normal
a. BB menurun < 10% b. Kelainan kulit dan mukosa ringan. c. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir. d. Infeksi saluran nafas atas (sinusitis bakterialis). III Pada umumnya lemah, aktivitas ditempat tidur < 50% a. BB menurun > 10%.
b. Diare kronis yang berlangsung > 1 bulan.
c. Demam berkepanjangan > 1 bulan.
d. Tb paru dalam tahun terakhir.
e. Infeksi bakterial yang berat (pneumonia dan piomiositish)
IV Pada umumnya sangat lemah, aktivitas ditempat tidur > 50%
a. HIV wasting syndrome.
b. Pneumonia pneumocytis carinii.
c. Toksoplasmosis otak.
d. Herpes simplex mukokutan > 1 bulan.
e. Tuberkulosis diluar paru.
f. Limfoma.
g. Sarkoma kaposi.
h. Ensefalopati HIV.
( Buku Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV / AIDS 2007, Hal 61 )


V. Komplikasi
a. Oral Lesi : Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
b. Neurologik :
 kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
 Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
 Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
 Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)
c. Gastrointestinal :
 Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
 Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik, demam atritis.
 Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan diare.
d. Respirasi : Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.
e. Dermatologik : Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan. Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek nyeri.


VII. Farmako
1. Inhibitor reserve transcriptase nukleosida (NRTI) : menghambat enzim DNA polimerasedependen RNA HIV (reserve transcriptase) dan menghentikan pertumbuhan untai DNA. Contoh NRTI adalah zidovudin, didanosin, zalsitabin, stavudin, lamivudin, dan abakavir.
2. Inhibitor reserve transcriptase nukleotida ( NtRTI) : yang termasuk golongan ini adalah Tenofovir (TDF)
3. Inhibitor reserve transcriptase nonnukleosida (NNRTI) : menghambat transkripsi RNA HIV-1 menjadi DNA, obat tipe ini menurunkan jumlah HIV dalam darah (viral load) dan meningkatkan limfosit CD4+. Contoh NNRTI adalah nevirapin, delaviridin, dan efavirenz.
4. Inhibitor protease (PI) : menghambat aktivitas protease HIV dan mencegah pemutusan poliprotein HIY yang esensial untuk pematangan HIV. Yang akan terbentuk bukan HIV matang tetapi partikel virus imatur yang tidak menular. Contoh PI adalah indinavir, ritonavir, nelfinavir, sakuinavir, amprenavir, dan lopinavir.
5. Fusion Inhibitor : yang termasuk golongan ini adalah Enfuvirtide (T-20)
( Buku Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV / AIDS 2007, Hal 100 )

VIII. Universal precaution
• Pengelolaan alat kesehatan habis pakai.
• Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
• Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
• Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
• Desinfeksi dan sterilisasi untuk alat yabf digunakan ulang.
( Buku Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV / AIDS 2007, Hal 82 )

IX. Nutrisi
Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi klien HIV :
a. Tempe / produknya mengandung protein dan vit.B yang mengandung bakterisida yang dapat mengobati dan mencegah diare.
b. Kelapa / produknya sebagai sumber energi karena mengandung medium chain trigliserida yang mudah diserap tubuh,tidak menyebabkan diare dan sumberenergi yang dapat digunakan untuk pembentukan sel.
c. Wortel dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan sebagai bahan pembentukan CD4.vitamin C,E,dan beta karoten berfungsi sebagai antiradikal bebas yang dihasilkan oleh perusakan oleh HIV pada sel tubuh.
d. Sayuran hijau dan kacang-kacangan, mengandung vitamin neurotropik (vit.B1,B6,B12) dan zat gizi lainnya yang berfungsi untuk pembentukan CD4 dan pencegahan anemia.
e. Buah alpukat (banyak lemak) yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat menurunkan HDL. Alpukat juga mengandung glutation untuk menghambat replikasi HIV.
( Buku Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV / AIDS 2007, Hal 129 )

X. Konseling
Konseling HIV / AIDS merupakan dialog antara klien dan pelayan kesehatan yag bersifat rahasia, sehingga memungkinkan orang tersebut mampu menyesuaikan atau mengadaptasi diri dengan stres dan sanggup membuat keputusan dan bertindak yang berkaitan dengan HIV/AIDS.
Konseling HIV hal yang unik karena membutuhkan pengetahuan yang luas tentang infeksi seksual dan HIV/AIDS, mengenai praktik seks yang bersifat pribadi, pembahasan tentang kematian atau proses kematian dan keterampilan pada saat memberikan hasil HIV yang positif.
Jenis konseling HIV AIDS :
Konseling untuk pencegahan terjadinya HIV/AIDS, pra-test, pasca-test, keluarga, berkelanjutan dan pada mereka yang menghadapi kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar