2.1Klasifikasi (soetjaningsih:2004)
Berdasarkan derajat kebengkokannya, skoliosis dibedakan menjadi skoliosis ringan atau skoliosis fungsional dengan derajat kebengkokan kurang dari 20 derajat. Skoliosis sedang dengan kebengkokan antara 20 sampai 40 derajat dan skoliosis berat dengan derajat kebengkokan lebih dari 40 derajat (Luthfi, 2008).
A.Nonstruktural : Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung
a.Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk
b.Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa :
(i) Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik
(ii) Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi atau keganasan
(iii) Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis
c.Perbedaan panjang antara tungkai bawah
(i) Actual shortening
(ii) Apparent shortening :
1. Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek
2. Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang
B.Sruktural : Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari tulang punggung
a.Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh skoliosis
(i) Bayi : dari lahir – 3 tahun
(ii) Anak-anak : 4 – 9 tahun
(iii) Remaja : 10 – 19 tahun (akhir masa pertumbuhan)
(iV) Dewasa : > 19 tahun
b.Osteopatik
(i) Kongenital (didapat sejak lahir)
1. Terlokalisasi :
a. Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae)
b. Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar)
2. General :
a. Osteogenesis imperfect
b. Arachnodactily
(ii) Didapat
1. Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma
2. Rickets dan osteomalasia
3. Emfisema, thoracoplasty
c.Neuropatik
(i) Kongenital
1. Spina bifida
2. Neurofibromatosis
(ii) Didapat
1. Poliomielitis
2. Paraplegia
3. Cerebral palsy
4. Friedreich’s ataxia
5. Syringomielia
Sejak awal tahun 1983, system King-Moe telah mengklasifikasikan scoliosis idiopatik adolescent (AIS) untuk terapi pembedahan kemudian semua pasien diterapi dengan menggunakan instrument batang Harrington untuk mengoreksi deformitas. King tidak memasukkan thorakolumbal, lumbal, atau ganda atau tiga kurva mayor pada klasifikasinya.
1.King I- Kurva lumbal lebih besar dari kurva torakal
2.King II- Kurva thorakal lebih besar daripada kurva lumbal
3.King III-kurva torakal dngan kurva lumbal tidak melewati garis tengah
4.King IV-Kurva thorakal panjang dimana L4 miring kedalam kurva
5.King V- Kurva thorakal ganda
Klasifikasi Lenke merupakan system yang dikembangkan dalam mengklasifikasikan scoliosis Idiopatik Adolescent (AIS), kini telah direkomendasikan dalam pengobatan spesifik dengan perbedaan metode pengobatan.
Sistem Klasifikasi Lenke memadukan tiga komponen
(1). Tipe Kurva (1-6)
(2). Lumbar spine modifier (A,B,or C)
(3). Sagittal thoracal modifier (-,N or +)
Sementara itu, stadium skoliosis menurut Kawiyana dalam Soetjiningsih, 2004.
Skoliosis ringan : sudut kelengkungan kurang dari 20 derajat.
Skoliosis sedang: sudut kelengkungan 21-40 derajat.
Skoliosis berat : sudut kelengkungan lebih dari 40 derajat.
2.2Manifestasi Klinik (Doenges 2000)
a.Abdormalitas penampilan vertebra yang biasa yaitu cekung-cembung-cekung yang terlihat menurun dari bahu sampai bokong.
b.Penonjolan iga di sisi cembung.
c.Tinggi Krista iliaka yang tidak sama,yang dapat menyebabkan Satu tungkai lebih pendek dari pada tungkai lainnya.
d.Asimetri selubung toraks dan ketidak sejajaran vertebra spinalis akan tampak apabila individu membungkuk.
e.Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
f.Bahu atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
g.Nyeri punggung
h.Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.
i.Skoliosis yang berat(kelengkungan yang lebih besar dari 60°)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar