Jumat, 16 Desember 2011

penatalaksanaan pem diagnostik

2.1Penatalaksanaan
Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :
1.Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2.Mempertahankan fungsi respirasi
3.Mengurangi nyeri
4.memperbaiki status neurologis
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :
a.Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu < 25o pada tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun. Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat < 20o dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20o.
b.Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1.Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25o
2.Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25o
Jenis dari alat orthosis ini antara lain :
a.Milwaukee
b.Boston
c.Charleston bending brace
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara teratur 23 jam dalam sehari hingga masa pertumbuhan anak berhenti.
3.Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah :
1.Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45o pada anak yang sedang tumbuh
2.Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
3.Terdapat derajat pembengkokan >50o pada orang dewasa
Risiko Operasi
1.Operasi skoliosis adalah operasi besar dimana risiko tidak berhasil dan komplikasi bisa diperhitungkan antara 50% sampai 1%. Komplikasi operasi yang dapat timbul adalah kehilangan darah, paru-paru terluka, tulang-tulang iga patah, lever dan jantung terganggu, bahkan sampai terjadi kelumpuhan
2.Risiko-risiko ini harus sedapat mungkin diperkecil dengan alat-alat yang canggih dan pengetahuan struktur ilmiah dari tulang. Dibedakan dengan 10 tahun yang lalu, risiko operasi skoliosis di Jerman sekarang ini sangatlah minimal (di bawah 1%), dibandingkan dengan di negara-negara lainnya.
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20%, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan.
Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30%, karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.
Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler. Jika kelengkungan mencapai 40% atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan. Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun). Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang belakang.
Kadang diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang dengan arus listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang.
Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :
1.Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2.Mempertahankan fungsi respirasi
3.Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis

2.2Pemeriksaan Diagnostik
a.Rontgen tulang belakang.
X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser. Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali.
b.Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang) Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.
Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari 5 derajat, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200 pada pengukuran cobb’s angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi yang lanjut.
c.MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

2.3Terapi
Berikut ini beberapa penanganan scoliosis yang melibatkan olah tubuh:
Chiropractic
Seorang chiropractor percaya bahwa tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Penanganan yang dilakukan chiropractor bersifat memberdayakan tubuh agar kembali memiliki mekanisme dan sistem tubuh yang baik.
Menghadapi pasien scoliosis, chiropractor akan melakukan pemeriksaan dengan mempelajari postur tubuh pasien (examine posture), mengamati pergerakan tubuh (motion palpation), dan memeriksa ototnya (static palpation). Pasien diminta membuat foto X-ray untuk memastikan kondisi kurva tulang belakangnya. Jika ditemukan adanya masalah, akan dilakukan koreksi (adjustment) dan terapi, atau perawatan (treatment). Pasien juga diminta melakukan latihan tertentu (exercise) dan olahraga yang disarankan. Olahraga yang disarankan untuk pasien scoliosis antara lain berenang gaya bebas, jogging, yoga, pilates, taichi.
Yoga
Gerakan yoga untuk pasien scoliosis ditujukan untuk mengoreksi dengan cara menarik dan mengarahkan tulang belakang secara tepat, ke depan, samping kiri, dan samping kanan. Demikian menurut Ann Barros, guru yoga asal Santa Cruz, Amerika Serikat, yang sejak kecil menderita scoliosis bawaan. Gerakan ditujukan untuk menarik dan mengembalikan tulang belakang pada posisinya yang alami. "Bukan lurus melainkan ada lengkungannya,” ujarnya.
Jadi, dalam menentukan terapi pasien scoliosis Ann Barros tidak bisa menerapkan sembarang gerakan yoga, tetapi harus mengobservasi pasien terlebih dulu dengan melihat hasil X-ray untuk mengetahui derajat keparahannya
Menurut Elise B. Miller, ahli yoga, dalam tulisannya di situs Yoga for teens with Scoliosis, latihan gerakan yoga (asana) ditujukan untuk memperbaiki postur dan meningkatkan kelenturan dan kekuatan otot, dengan cara menarik dan memperkuat otot-otot yang menunjang tulang belakang. Posisi Adho Mukha Svanasana dan Urdhva Mukha Svanasana baik untuk membentuk dan memperbaiki lengkungan dan rotasi tulang belakang. Sedangkan Bharadvajasana untuk memperkuat kaki sebagai penyangga tulang belakang.
Pilates
Ada enam prinsip dalam pilates yang efektif membantu penderita scoliosis, yaitu concentration, control, centering, precision, flow of movement, dan correct breathing technique. Demikian tutur Nancy Wuisan dari Pilates Bodymotion, Bimasena Club, The Dharmawangsa Jakarta.
Concentration artinya setiap gerakan dan hitungan dalam pilates harus dilakukan dengan penuh konsentrasi. Control artinva setiap gerakan harus terkontrol oleh pikiran, jadi bukan pikiran yang dikontrol oleh tubuh. Centering artinya perhatian harus terpusat pada tujuan berlatih pilates, misalnya tujuannya untuk meringankan scoliosis. Precision, setiap gerakan harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat, misalnya kalau harus mengangkat kaki setinggi 90 derajat ya harus tepat 90 derajat. Flow of movement berarti gerakan yang dilakukan harus urut dan berkesinambungan, menggunakan napas yang benar yaitu pernapasan perut. Pernapasan perut dapat mendorong tulang belakang bersama otot-ototnva kembali berfungsi secara seimbang. Gabungan dari enam prinsip dasar tersebutlah tulang akan membantu mengoreksi scoliosis. Postur tubuh dan pernapasan yang benar, otot yang elastis, akan membuat organ tubuh termasuk tulang belakang kembali berfungsi dengan baik. Pilates dengan bantuan alat-alat berusaha menyeimbangkan otot-otot, melenturkan otot yang meregang, dan membuat persendian menjadi lebih sehat. Latihan diberikan setahap demi setahap sesuai kemampuan pasien, karena tidak semua gerakan cocok untuk semua pasien scoliosis. Dari gerakan-gerakan awal, bisa diketahui tingkat keparahan pasien. Dengan demikian dirancanglah sebuah program untuk mengatasi masalah yang dideritanya.

Pengobatan konservatif
Hampir semua skoliosis dapat ditangani dengan terapi konservatif. Pengobatan konservatif dipertahankan sampai terjadi pematangan pertumbuhan tulang. Prinsip pengobatan konservatif terdiri atas distraksi, traksi, penekanan lokal atau semacam kombinasi. Pengobatan konservatif terdiri atas :
a.Observasi
Observasi merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan yang akan dilakukan.
b.Latihan
Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot yang tegang, latihan pernafasan serta mobilisasi pada jaringan lunak yang memendek.
c.Pemasangan penyangga, seperti penyangga dari milwaukee atau penyangga dari boston.
Pembuatan penyangga ini harus dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian khusus untuk pembuatan penyangga skoliosis.
d.Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser
Pada prinsipnya pemakaian jaket untuk traksi dan penekanan lokal

Pembedahan
[ edit ] ThoracoplastyThoracoplasty
Sebuah prosedur pembedahan pelengkap ahli bedah dapat merekomendasikan disebut thoracoplasty (juga disebut costoplasty). This is a procedure to reduce the rib hump that affects most scoliosis patients with a thoracic curve. Ini adalah prosedur untuk mengurangi punuk rusuk yang mempengaruhi kebanyakan pasien skoliosis dengan kurva dada. A rib hump is evidence that there is some rotational deformity to the spine. Sebuah punuk rusuk adalah bukti bahwa ada beberapa kelainan rotasi pada tulang belakang. Thoracoplasty may also be performed to obtain bone grafts from the ribs instead of the pelvis, regardless of whether a rib hump is present. Thoracoplasty juga dapat dilakukan untuk mendapatkan cangkok tulang dari tulang rusuk bukan panggul, terlepas dari apakah tulang rusuk punuk hadir. Thoracoplasty can be performed as part of a spinal fusion or as a separate surgery, entirely. Thoracoplasty dapat dilakukan sebagai bagian dari fusi tulang belakang atau sebagai operasi terpisah, seluruhnya.
Thoracoplasty is the removal (or resection) of typically four to six segments of adjacent ribs that protrude.Thoracoplasty adalah pengangkatan (atau reseksi) dari biasanya 4-6 segmen tulang rusuk yang berdekatan yang menonjol. Each segment is one to two inches long. Setiap segmen 1-2 inci panjang. The surgeon decides which ribs to resect based on either their prominence or by determining those which are unlikely to be realigned by correction of the curvature alone. Dokter bedah yang memutuskan rusuk untuk direseksi didasarkan atas keunggulan mereka atau dengan menentukan orang-orang yang tidak mungkin realigned oleh koreksi kelengkungan saja. The ribs grow back, and will grow back straight. Tulang rusuk tumbuh kembali, dan akan tumbuh kembali lurus.
Thoracoplasty has risks, such as increased pain in the rib area during recovery or reduced pulmonary function (10-15 percent is typical) following surgery.Thoracoplasty memiliki risiko, seperti nyeri meningkat di daerah rusuk selama pemulihan atau fungsi paru berkurang (10-15 persen adalah khas) operasi berikut. This impairment can last anywhere from a few months to two years. penurunan ini dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai dua tahun. Because thoracoplasty may lengthen the duration of surgery, patients may also lose more blood or develop complications from the prolonged anesthesia. Karena thoracoplasty dapat memperpanjang durasi operasi, pasien juga mungkin akan kehilangan lebih banyak darah atau mengembangkan komplikasi dari anestesi yang berkepanjangan. A more significant, though far less common risk is that the surgeon will inadvertently puncture the pleura, a protective coating over the lungs. Sebuah risiko yang lebih signifikan, meski jauh kurang umum adalah bahwa ahli bedah tidak sengaja akan menusuk pleura, lapisan pelindung di atas paru-paru. This could cause blood or air to drain into the chest cavity, conditions called a haemothorax or pneumothorax, respectively. [ 58 ] Hal ini dapat menyebabkan darah atau udara untuk mengalir ke rongga dada, kondisi disebut haemothorax atau pneumotoraks, masing-masing.

Bedah tanpa fusi
Implan baru telah dikembangkan yang bertujuan untuk menunda fusi tulang belakang dan memungkinkan pertumbuhan yang lebih tulang belakang pada anak-anak. For the youngest patients, whose thoracic insufficiency compromises their ability to breathe and applies significant cardiac pressure, ribcage implants that push the ribs apart on the concave side of the curve may be especially useful. Untuk pasien termuda, yang dada insufisiensi kompromi kemampuan mereka untuk bernapas dan berlaku tekanan jantung yang signifikan, tulang rusuk implan yang mendorong tulang rusuk terpisah di sisi cekung kurva dapat sangat berguna. These vertical expandable prosthetic titanium ribs (VEPTR) provide the benefit of expanding the thoracic cavity and straightening the spine in all three dimensions while allowing it to grow. Rusuk ini titanium vertikal diupgrade palsu (VEPTR) memberikan manfaat memperluas rongga dada dan meluruskan tulang belakang dalam tiga dimensi sementara yang memungkinkan untuk tumbuh.
Although these methods are novel and promising, these treatments are only suitable for growing patients. Meskipun metode ini baru dan menjanjikan, pengobatan ini hanya cocok untuk pasien tumbuh. Spinal fusion remains the "gold standard" of surgical treatment for scoliosis. [ 62 ] fusi spinal tetap "standar emas" pengobatan bedah untuk scoliosis.

Pemeriksaan fisik
Pasien yang awalnya hadir dengan scoliosis diperiksa untuk menentukan apakah ada penyebab yang mendasari deformitas. Selama pemeriksaan fisik, berikut ini dinilai:
1.Kulit untuk kafe tempat au lait indikasi neurofibromatosis
2.Kaki untuk kelainan cavovarus
3.Perut refleks
4.Nada untuk kekejangan otot

Pemeriksaan neurologis menyeluruh juga dilakukan.
Hal ini biasanya ketika skoliosis diduga untuk mengatur berat badan-bantalan tulang belakang full-AP / koronal (tampilan depan-belakang) dan lateral / sagital (pandangan sisi) xrays yang harus diambil, untuk menilai kedua kurva scoliosis dan juga kyphosis dan lordosis , karena ini juga dapat terpengaruh pada orang dengan scoliosis. Full-length berdiri sinar X tulang belakang metode standar untuk mengevaluasi keparahan dan perkembangan scoliosis, dan apakah itu bawaan atau idiopathic di alam. Pada individu berkembang, radiografi serial yang diperoleh pada interval 3-12 bulan untuk mengikuti kurva perkembangan. Dalam beberapa kasus, penyelidikan MRI dibenarkan.
Metode standar untuk menilai kelengkungan secara kuantitatif adalah pengukuran sudut Cobb, yang merupakan sudut antara dua garis, ditarik tegak lurus terhadap endplate atas dari vertebra paling atas terlibat dan endplate bawah vertebra terendah yang terlibat. Untuk pasien yang memiliki dua kurva, sudut Cobb diikuti untuk kedua kurva. Pada beberapa pasien, xrays lipatan lateral diperoleh untuk menilai fleksibilitas kurva atau kurva primer dan kompensasi.

Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang ()
1.Rontgen tulang belakang.
X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser. Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali.
2.Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang) Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.
Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari 5 derajat, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200 pada pengukuran cobb’s angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi yang lanjut.
3.MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar