Kamis, 17 November 2011

elah

C. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis menurut Chaeruddin Rosjad, 1998. Sebelum menggambil keputusan untuk melakukan penatalaksanaan definitive. Prinsip penatalaksanaan fraktur ada 4 R yaitu :
a. Recognition : diagnosa dan penilaian fraktur
Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anannesis, pemeriksaan kelinis dan radiologi. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan : lokasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan tehnik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi selama pengobatan.
b. Reduction : tujuannya untuk mengembalikan panjang & kesegarisan tulang. Dapat dicapai yang manipulasi tertutup/reduksi terbuka progresi. Reduksi tertutup terdiri dari penggunaan traksimoval untuk menarik fraktur kemudian memanupulasi untuk mengembalikan kesegarisan normal/dengan traksi mekanis.Reduksi terbuka diindikasikan jika reduksi tertutup gagal/tidak memuaskan. Reduksi terbuka merupakan alat frusasi internal yang digunakan itu mempertahankan dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid seperti pen, kawat, skrup dan plat. Reduction internafixation (orif) yaitu dengan pembedahan terbuka kan mengimobilisasi fraktur yang berfungsi pembedahan untuk memasukkan skrup/pen kedalam fraktur yang berfungsi untuk menfiksasi bagian-bagian tulang yang fraktur secara bersamaan.
c. Retention, imobilisasi fraktur tujuannya mencegah pengeseran fregmen dan mencegah pergerakan yang dapat mengancam union. Untuk mempertahankan reduksi (ektrimitas yang mengalami fraktur) adalah dengan traksi.Traksi merupakan salah satu pengobatan dengan cara menarik/tarikan pada bagian tulang-tulang sebagai kekuatan dngan kontrol dan tahanan beban keduanya untuk menyokong tulang dengan tujuan mencegah reposisi deformitas, mengurangi fraktur dan dislokasi, mempertahankan ligamen tubuh/mengurangi spasme otot, mengurangi nyeri, mempertahankan anatomi tubuh dan mengimobilisasi area spesifik tubuh. Ada 2 pemasangan traksi yaitu : skin traksi dan skeletal traksi.
d. Rehabilitation, mengembalikan aktiftas fungsional seoptimal mungkin

Tahap penyembuhan fraktur menurut (Chairudin Resjad 1998)
a. Stadium Haematum
Pada stadium ini karena pembuluh darah pecah, maka terjadi pendarahan pada daerah fraktur. Haematum terbentuk mengelilingi daerah tulang yang mengalami fraktur kemudian setelah 24 jam aliran darah pada daerah fraktur berkurang sehingga terjadi penggabungan haematoma dengan fibroblast dan membentuk fibrin. Setelah itu fibrin melindungi & menutup daerah yang rusak dan aktifitas untuk pertumbuhan kapiler dan fibroblas, karena terjadi pengurangan suplay darah ke tulang, maka akan terjadi juga nekrosis pada daerah sekitar trauma.
b. Stadium Proliferasi
Dalam 48-72 jam setelah terjadi fraktur, bekuan darah diganti dengan jaringan granulasi, sel-sel jaringan baru mulai terbentuk pada daerah fraktur. Pada saat yang bersamaan hematum/sel darah merah dan jaringan yang rusak dihancurkan oleh fagosit
c. Stadium Pembentukan Callus
Setelah 6-10 hari injuri bersamaan dengan terbentuknya jaringan granulasi juga terjadi pembentukan kallus sederhana/prokallus yang berisi lemak dan kemudian mengelilingi fraktur. Setelah itu terbentuk leartiloga dan matriks tulang yang baru dan kemudian akan menyebar & menembus jaringan callus. Jaringan callus akan semakin banyak terbentuk sampai pada diamater tulang yang normal, kallus akan mencapai ukuran maksimal setelah 14-21 hari setelah terjadinya injuri.
d. Stadium Konsolidasi
Dengan adanya kandungan Ca2 Po4, kallus menjadi kuat kemudian terjadi pengapuran pada kallus dan pada periusteum serta karteks tulang selama 3-10 minggu kallus berubah menjadi tulang, kemudian formasi dari tulang tersebut mengeras, sehingga terjadinya proses penyembuhan fraktur secara sempurna. Untuk sementara, callus dapat menahan bagian tulang tetapi tak cukup kuat untuk menahan beban yang berat.
e. Stadium Remodeling
Bilamana union telah lengkap maka tulang yang baru membentuk bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kenolis medularis. Pada stadium remodeling ini, perlahan-lahan terjadi reabsorpsi secara osteoklostik dan tetap terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kallus eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kollus intermediat berubah menjadi tulang kompok.

2. Penatalaksanaan Keperawatan Menurut Marilyn E. Dongoes, 2000
a. Mencegah Cedera tulang (jaringan lanjut)
b. Menghilangkan Nyeri
c. Mencegah Komplikasi
d. Memberikan Informasi Tentang Kondisi (Prognosis dan Kebutuhan Pengobatan)

3. Diet menurut Brunner And Suddarth 2001
Diet tinggi protein, karbohidrat, vitamin D dan mineral serta tinggi kalsium

http://askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-fraktur.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar