Rabu, 23 November 2011

penatalaksanaan

Setelah penilaian awal, riwayat yang mendasari penyakit dan penentuan etiologi mikrobiologi dan kepekaannya, penatalaksanaan Osteomyelitis Akut meliputi :
a.Terapi antimikroba
Pada kebanyakan pasien dengan osteomyelitis, terapi antibiotik menunjukkan hasil yang maksimal. Antimikroba harus diberikan minimal 4 minggu (idealnya 6 minggu) untuk mencapai tingkat kesembuhan yang memadai. Untuk megurangi biaya pemberian antibiotik secara oral dapat dipertimbangkan. Pada Anak-anak dengan osteomyelitis akut harus diberi terapi antibiotik secara parenteral selama 2 minggu sebelum diberikan per oral.
b.Debridement, dan
c.Jika perlu stabilisasi tulang.
(Carek, Dickerson, dan Sack , 2001)
Penatalaksanaan terhadap osteomielitis:
1.Intervensi non operatif
a.Daerah yang terkena diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah terjadinya fraktur.
b.Lakukan rendaman salin hangat selama 20 menit beberapa kali sehari untuk meningkatkan aliran darah.
c.Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi.
d.Berdasarkan hasil kultur, dimulai pemberian antibiotik intravena, jika infeksi tampak terkontrol dapat diberikan per oral dan dilanjutkan sampai 3 bulan.
e.Pembedahan dilakukan jika tidak menunjukan respon terhadap antibiotik.
f.Lakukan irigasi dengan larutan salin fisiologi steril 7-8 hari pada jaringan purulen dan jaringan nekrotik diangkat. Terapi antibiotik dilanjutkan.
2.Intervensi operatif
a.Sequestrektomi
Karena tulang tidak bias mengalami penyembuhan pada keadaan terdapatnya jarinngan necrotic,sequestra dibuang melalui melalui debridement pada tulang yang mengalami infeksi sehingga terjadi revaskularisasi pada jaringan tulang.
b.Bone grafts
Terdapat tiga fase yang dilakukan pembedahan, mengeksisi tulang yang mengalami nekrotik, memasang tulang grafts tulang dan menutupi kulit tulang yang sering diambil oleh dokter adalah tulang ileum posterior dari klien sendiri, tulang diletakan pada tempat yang telah dibuat dan dilakukan balutan dilakukan dalam ruangan operasi dibawah kondisi yang steril, perawatan luka setiap harinya dilakukan hingga sekitar 2 minggu sambil grafts yang dipasang stabil.
c.Bone segment transfer
Pada umumnya transfer tulang dilakukan pada gangguan skeletal yang meluas umumnya tempat donor difibula dan iliaka. Grafts tulang ini dapat mengenai otot atau kulit.
d. Amputasi
Bila prosedur pembedahan tidak berhasil atau kurang akurat maka tindakan amputasi adalah pilihan terakhir. Konsekuensi bagi perawatan sebagai kompleks tetapi yang paling sering adalah memunculkan masalah konsep diri klien terutama body imagenya.

Penatalaksanaan Medis Osteomyelitis secara umum yaitu :
a.Perawatan di rumah sakit
b.Pada stadium akut sudah tentu yang pokok adalah pemberian antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif dan diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara parenteral selama 3-6 minggu. Kemudian daya tahan tubuh perlu diperkuat misalnya memberikan vitamin, obat-obat menahan sakit.
c.Imobilisasi anggota gerak yang terkena, bisa dengan pemasangan gips yang diberi jendela.
d.Tindakan pembedahan, dengan indikasi : adanya abces, rasa sakit yang hebat, adanya sequester dan bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan (karsinoma epidermoid)
e.Pada stadium kronik disamping antibiotik maka tulang yang jelas sudah mati dan terlepas perlu diambil dengan jalan operasi
f.Untuk drainage peradangan yang sudah kronis dapat pula dibuat luang-lubang pada tulang.
(http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/osteomyelitis.html)

Farmakologi
Ketorolac
Farmakodinamik
Ketorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non-narkotik. Obat ini merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid yang menunjukkan aktivitas antipiretik yang lemah dan anti-inflamasi. Ketorolac tromethamine menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiat.
Farmakokinetik
Ketorolac tromethamine diserap dengan cepat dan lengkap setelah pemberian intramuskular dengan konsentrasi puncak rata-rata dalam plasma sebesar 2,2 mcg/ml setelah 50 menit pemberian dosis tunggal 30 mg. Waktu paruh terminal plasma 5,3 jam pada dewasa muda dan 7 jam pada orang lanjut usia (usia rata-rata 72 tahun). Lebih dari 99% Ketorolac terikat pada konsentrasi yang beragam. Farmakokinetik Ketorolac pada manusia setelah pemberian secara intramuskular dosis tunggal atau multipel adalah linear. Kadar steady state plasma dicapai setelah diberikan dosis tiap 6 jam dalam sehari. Pada dosis jangka panjang tidak dijumpai perubahan bersihan. Setelah pemberian dosis tunggal intravena, volume distribusinya rata-rata 0,25 L/kg. Ketorolac dan metabolitnya (konjugat dan metabolit para-hidroksi) ditemukan dalam urin (rata-rata 91,4%) dan sisanya (rata-rata 6,1%) diekskresi dalam feses. Pemberian Ketorolac secara parenteral tidak mengubah hemodinamik pasien.

Fosmicin
Indikasi
Mencegah infeksi pada rongga perut.
Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap fosfomisin.
Efek samping
Trombopenia, gangguan saluran penceernaan, reaksi dermatologis, colitis pseudomembranosa.
Dosis
Dewasa : 2-4 gram (potensi)
Anak : 100-200 mg (potensi)/ kg berat badan. Keduanya melalui “drip infusion” intravena dalam 2 dosis terbagi. injeksi intravena sama untuk “drip infusion” intravena tapi diberikan dalam 2-4 dosis terbagi.
Terapi Non Farmakologis
Supportive (Hidrasi, Diet tinggi vitamin dan protein, penanganan anemia)
Debridemen untuk mengeluarkan nekrosis
Drain pada daerah infeksi
Perawatan luka :
Alginate
Debridemen perawatan luka setiap 6 jam
(Arif, 2008 ; Suratman, 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar